ETIKA DEMOKRASI–JELANG PEMILU 2024

 


Demokrasi sudah akrab di telinga orang Indonesia, karena memang sistem demokrasi digunakan di Indonesia. Hal ini tercermin dari sistem pemerintahan yang dijalani bangsa indonesia dengan pemilihan calon legislatif yang dipilih melaui pemilihan umum. Banyak masyarakat saat ini mengetahui banyak ilmu, namun implementasi mereka sebagai warga berbangsa dan bernegara dapat dikatakan belum cukup baik. Indonesia memang sudah cukup lama menganut sistem demokrasi. Namun apakah pelaksanaan demokrasi di Indonesi sudah berjalan dengan baik? Apa yang seharusnya dilakukan untuk mendobrak demokrasi agar dapat menuju masyrakat yang madani?

Jawaban yang tepat untuk semua pertanyaan diatas adalah belum. Mengapa demikian? Mengingat masih banyaknya fenomena-fenomena penyimpangan yang terjadi karena tidak berjalannya dengan baik demokrasi di Indonesia ini. Hal ini demokrasi yang dianggap baik bisa saja “membunuh bangsa” yang menganutnya, atau bisa dibilang demokrasi dapat menyesatkan bagi negara yang bersangkutan itu sendiri. kejadian tersebut dikarenakan masyarakat yang sebagian besar salah dalam memahami peta demokrasi yang sebenarnya, pada masyarakat yang masih buta akan demokrasi, demokrasi yang diterapkan di negara yang belum memiliki kesiapan kultur yang nantinya akan menganggap bahwa demokrasi melunturkan budayanya, hal-hal tersebutlah yang justru tidak akan menghantarkan bangsa kepada keadaan yang sejahtera, makmur, harmonis dan maju. Fenomena itu juga sering disebut dengan tersesat di jalan demokrasi.

Negara mempunyai fungsi yang beragam dalam kehidupan masyrakat. Negara mempunyai kekuasaa  untuk melindungi hak milik pribad dan menciptakan kemanan politik ( Fukuyama :2005,2). Demokrasi yang seharusnya diterapkan sebagai pemecahan bagi masalah-masalah dalam suatu negara, berujung dengan kesesatan yang merugikan bagi negara itu sendiri. Demokrasi yang masih dapat di intervensi oleh kekuatan-kekuatan lain yakni kapital, menjadikan dasar-dasar demokrasi yang sudah disepakati tidak kukuh lagi.

Dalam praktek atau pelaksanaan demokrasi khususnya di Indonesia, tidak berjalan sesuai dengan teori yang ada. Demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia belum mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Partisipasi warga negara dalam bidang politik pun belum terlaksana sepenuhnya.

Pentingnya etika dalam berdemokrasi

Seringkali kita mendengar istilah kata “Etika” dalam sehari-hari, namun banyak pula yang hanya sekedar mengucap kata etika dan kurang tahu apa yang dimaksud dengan etika. Apalagi di negeri kita ini, banyak sekali orang yang mengucap kalimat “tidak punya etika” ketika mereka melihat ada orang lain yang melakukan sesuatu tanpa memikirkan etika yang baik. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan Etika?. Secara harafiah, Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang artinya kebiasaan dalam tingkah laku manusia.

Ibnu Mubarak berkata, “ Kami mempelajari masalah adab itu selama 30tahun, sedangkan mempelajari etika ilmu selama 20 tahun.” Ulama yang terkenal dengan kezuhudannya ini hendak mengatakan bahwa mempelajari adab merupakan fondasi agar mudah memhami ilmu. Karena jika mudah memahami ilmu, pasti memiliki etika yang baik. Jadi pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.

Prinsip yang sama juga berlaku ketika mempersoalkan penerapan demokrasi. Jika tidak disertai dengan etika berkebangsaan dan bernegara yang baik, maka pelaksanaan demokrasi hanya “ membunuh bangsa” yang menganutnya. Apalagi  ada sebagian masyrakat yang keliru, yakni memahai demokrasi sebagai suatu kebebasan tanpa batas. Padahal tidak seperti itu.

Kebebasan dalam demokrasi terkait dengan kebebasan berpendapat dan saling menghormati dalam mengeluarkan pendapat. jadi dalam demokrasi patut memperhatikan etika. Baik itu pada sat berbicara maupun pada saat bertindak. Jangan sampai kebablasan dalam menjalani demokrasi. Contohnya saat mengkritik merupakan hal yang biasa namun gunakanlah kata-kata yang tidak menyinggung perasaan yang lain. disinilah esensi demokrasi yang baik diterapkan.

Sikap menjunjung tinggi nilai etika dala berdemkrasi adalah hal mulia. Sikap etik itu akan menjadi cerminan bagi masyarakaat sebagai bentuk keteladanan. Karenanya, menjaga  etika merupakan hal  yang penting dalam demokrasi. Demokrasi tidak hanya bertujuan menciptakan kebebasan mengeluarkan pendapat, melainkan perlu mempertimbangkan nilai – nilai kemanusiaan (humanistic). Etika harus jadi menjadi pedoman da orientasi  dalam pengembangan keputusan, kegiatan , dan tindak tanduk manusia dalam menjalani demokrasi.

Maraknya aksi protes   yang seringkali mengabaikan etika, menujukkan demokrasi,  di negara ini masih perlu dievalusi. Apalagi pada masyrakat yang masih buta  terhadap demokrasi, ideologi ini dianggap melunturkan budaya. Padahal jika demokrasi diterapkan dengen memperhatikan etika, demokrasi dapat mengantarkan suatu bangsa menjadi sejahtera, Makmur , harmonis, dan lebih beradab. Memahami pentingnya etika berdemokrasi , dapat mencegah terjadinya fenomena “ tersesat “ di jalan demokrasi. Etika dalam demokrasi juga bisa menghadiri perpecahan yang banyak mendatangkan kerugian.

Oleh karena nya ,kita patut memperhatikan etika dalam berdemokrasi. Etika bukan hanya tentang peraturan dan tatanan formalitas belaka, tetapi menjadi falsafah hidup yang tertanan dalam jiwa sehingga membentuk karakter yang baik. Karakter yang menghasilkan perilaku perilaku yang Tangguh degan tidak mengedepankan egosime. Banyak orang yang lebih mementingkan egonya sendiri dari pada kepentingan orang banyak.  Pada dasarnya etika sangat perlu ditumbuhkembangkan dalam era demokrasi ini. Jika semua orang bisa mengamalkan etika dengan baik, saya rasa negara ini  akan tentram, dan mengurangi kerusuhan.  
          Selain kerusuhan  banyak hal yang akan mempengaruhi , Etika yang kurang baik, dapat menyebabkan perpecahan, dan tentunya kita sangat tidak mengingikan perpecahan itu terjadi. Oleh karenanya kita patut memperhatikan etika kita dalam berkomunikasi maupun bertidak dalam kehidupan sehari-hari. Agar  demokrasi yang kita inginkan bisa berjalan dengan baik, tidak seperti sekarang yang kelihatan sangat semrawut dan penuh dengan kekacauan. 

Demokrasi Tanpa etika

Untuk mewujudkan bangsa yang berbudaya dan dengan pertimbangan penguatan nilai-nilai religious, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunijatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan bertanggyng jawab, maka pemerintah memandang perlunya penguatan pendidikan karakter untuk generasi bangsa.

Demokrasi akan menjadi kacau jika setiap orang menutut haknya , setiap orang berlomba – lomba memberikan kepuasan untuk dirinya. Demokrasi tanpa etika dan tanpa karakter berkebangsaan akan menyebabkan hancurnya seuah negara. Demokrasi akan hanya menjadi sebuah nama jika tidak diiringi implementasi sikap yang baik dalam bernegara. Kekacauan saat pemilu 2019 ini adalah bukti nyata bahwa masyrakat belum sepenuhnya memahami etika berdemokrasi. Seakan -akan demokrasi hanya menjadi sebuah symbol untuk membangun sebuah pemerintahan. Pilpres 2019 sejalan dengan kekhawatiran yang muncul akan kemunduran demokrasi di Indonesia. Pertanyaan-pertanyaan tentang kemunduran demokrasi meningkat di antara para pakar negara, dan ada tanda-tanda ketidakpuasan rakyat terhadap demokrasi di Indonesia.

Seberapa kokoh demokrasi Indonesia, Ini pertanyaan kritis, sekaligus menggambarkan kegalauan menyaksikan arus perkembangan politik Indonesia yang tidak mencerminkan peningkatan kualitas. Sekalipun penyelenggaraan demokrasi secara formal prosedural dapat digolongkan lancar, damai, bahkan kian “mapan”. Akan tetapi, proses dan capaian perubahan.

          Seringkali kita bertanya-tanya jika membaca berita mengenai mundurnya seorang politisi ataupun pejabat negara di Jepang dari jabatannya setelah serangkaian skandal atau berita mengenai suatu kegagalan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya, antara lain: mengapa ‘pengunduran diri’ merupakan metode yang banyak ditempuh oleh politisi ataupun pejabat negara di Jepang yang terlibat skandal, serta apa alasan orang Jepang menempuh metode tersebut. 

Indonesia sebenarnya memiliki nilai-nilai tradisional yang juga ditanamkan sejak dahulu, seperti: nilai-nilai budaya, agama, dan adat istiadat yang bermacam-macam bentuknya dari Sabang hingga Merauke. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya antara lain seperti: kejujuran, keteladanan, sportifitas, toleransi, tanggung jawab, reputasi, disiplin, etos kerja, gotong royong, dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut sangat dihormati dan dipatuhi oleh segenap elemen masyarakat hingga saat ini dan juga diimplementasikan di dalam pemerintahan. Bahkan mengenai etika politik dan pemerintahan yang diatur di dalam perundangan, secara khusus ada juga aturan yang menegaskan bahwa dalam memberikan pelayanan kepada publik, seorang pejabat negara harus siap mundur dari jabatannya apabila merasa dirinya telah melanggar kaidah dan sistem nilai, ataupun dianggap tidak mampu memenuhi amanah masyarakat, bangsa, dan negara.

 #etikademokrasi


Komentar