ME AND MY SELF
Sumber Foto: Dokumen pribadi |
Hai, namaku Devi Asmindra Milasanty biasa
dipanggil Devi. Namaku memiliki arti
Dewi tapi sebenarnya kata Bapakku saat itu aku lahir bulan desember dan bapakku
tidak ingin aku dipanggil “Des” (tahu maksudnya sama dengan panggilan bedes=monyet)
untuk itu bapak memberi nama Devi. Nama Asmindra itu sebenarnya singkatan dari
Astutik (ibu) dan Amin (bapak). Kalau Milasanty karena aku lahir anak ke-3
kalau dalam birama lagu “Mi” artinya aku adalah Dewi ke-3 yang lahir dari
pasangan Amin dan Astuti begitulah. Aku lahir di Malang karena daerah ibuku di
sana. Tetapi aku tinggal di Kediri.
Sumber Foto: dokumen pribadi |
PERJALANAN STUDI
Saat di SD, aku membawa kue buatan ibukku
untuk di jual. Ada Nanas Goreng, Ote-ote, Lapis, Tempe Gembos goreng. Setiap
kali ku bawa kekelas selalu laku dengan keras. Saat SD aku mengikuti kegiatan
pramuka dan menari. Dulu terpikir cita-citaku adalah menjadi guru karena
kulihat guruku SD kehidupannya menyenangkan tidak seperti ayahku yang saat itu
bekerja jual kayu bakar. Kadang ada uang kadang tidak.
Sumber Foto: dokumen pribadi |
Masa SMP kulalui dengan dengungan lagu “Isabela”
dari Amy Search Malaysia. Semua lagu sampai hapal luar kepala. Saat itu tidak
ada yang namanya internet, kalau ingin hiburan cukup dengan mendengarkan radio.
Kalau ingin tahu lirik lagu dicatat di buku dengan mengandalkan pendengaran.
Aku tahu banyak tentnag lagu tetapi tidak tahu tulisan yang benar. Karena masih
membantu jualan maka untuk uang SPP saat itu hanya 8K terbayarkan dari hasil
jualan.
Masa SMA kulalui dengan kegiatan Pramuka dan
Saka kencana. Masalah mulai muncul saat harus melanjutkan ke perguruan tinggi.
Saat itu aku gak mau kuliah mengingat beratnya membiayai 4 orang anak dimana 2
kakaku kuliah semua. Sebenarnya aku ingin bekerja tanpa bertemu dengan orang. Tetapi
dengan pertimbangan yang banyak biaya, fisik dan lain lain akhirnya kuputuskan
tidak kuliah. Bapakku berharap aku bisa kuliah di negeri. Saat ditawari guru BK
ku untuk ambil jurusan Pendidikan Fisika aku menolak dengan alasan tidak mau
jadi guru.
Namun, takdir bicara lain akhirnya aku kuliah
di jurusan BK. Di jurusan ini aku harus bisa berbicara dan memahami orang lain.
Bahkan aku mulai menertawakan diriku saat masih SD, SMP, SMA dimana apa yang
kulakukan ternyata normal. Disinilah aku mulai memahami diriku bahwa aku harus
memacu semua talentaku. Saat lulus yang kupikirkan hanya 1 aku harus bisa
menjadi guru BK yang multitalent. Saat ada lomba senam, aku diberi kesempatan
untuk mengikuti dan menjadi juara harapan 2. Ditempatku bekerja yang bisa
mengoperasikan komputer hanya sedikit termasuk aku. Sering sekali aku dimintai
bantuan untuk mengetikkan tugas atau semacamnya. Aku juga aktif dalam kegiatan
Musyawarah Guru BK. Aku mulai mengenal banyak banyak orang dengan berbagai
karakter.
Awal-awal kuliah aku belum bisa memahami kok aku kuliah di sini. Semua terjawab saat beberapa tahun aku mulai menyadari. Selama aku kuliah di Bk, lulus dapat kerja dan jadi PNS semua kulalui dengan lancar yang intinya aku memang ditakdirkan menjadi guru BK. Dan Alhamdulillah aku menikah dengan guru BK juga. Saat itulah terpikir diriku bahwa “aku bukan guru BK biasa”. Bidang IT kugeluti, bidang tarik suara juga kugeluti sampai pernah tampil di radio “Brass” meskipun aku ahli dalam peyumbang lagu (Lagu Indah jadi sumbang J ) tidak ada satupun yang tertarik untuk memberi job padaku. Bidang menggambar, bidang fashion semua bidang kuikuti meskipun aku tidak menghasilkan karya yang memadai, aku cukup bangga dengan hasil tersebut. terutama dukungan dari suami dan keluarga.
Sumber foto: dokumen pribadi |
sumber foto: dokumen pribadi |
Seiring dengan
perjalanan waktu aku ditunjuk menjadi Instruktur Nasional untuk guru BK maupun
Kurikulum 2013. Menjadi fasilitator kegiatan pengembangan Video pembelajaran
dan sebagainya. Dikegiatan itu aku bertemu orang hebat dalam penulisan. Lalu
mendapat kesempatan menulis di antologinya. Akhirnya aku mulai mengembangkan
sayap untuk menulis kembali. History untuk menulis kurangkum di bawah ini ya J
CORETAN DIARY
Dulu aku suka sekali menulis di buku diary
bahkan ada tulisan aku ingin memotong rambut ku menjadi pendek dan terwujud sat
aku SMA, kemudian ingin mengecat rambutku dan terwujud saat kau kuliah. Yach
itu isi buku diaryku. Tetapi buku itu telah kubakar habis saat aku menikah.
Karena kupikir aku akan membuat cerita baru bersamanya.
Saat aku hamil aku punya buku diary lagi.
Semua kegelisaahan kejadian kutuangkan dalam buku tersebut dan sampai saat ini
masih ada cumin sudah berhenti menulis dibuku sejka aku mengenal computer dan
laptop. Semua curahan hatiku berpindah ke laptop bisa berupa keluh kesah,
puisi, dan cerpen. Tetapi aku gak pernah berusaha untuk mewujudkannya menjadi
tulisan karena aku merasa pembaca akan tahu bahwa itu aku dan kualami.
Singkat kata untuk acara tulis menulis
kukembangkan saat aku menjadi guru. Tapi entahlah teman ku yang selaku editor
tidak pernah mengatakan apa-apa hanya bilang tulisan yang kubahas bagus dan
jadul. Duch iya sich awal nulis itu hany kumpulan dari semua informasi yang ada
dimbah Google. Saat itu hanya menulis di majalah sekolah.
Selang beberapa lama ada tawaran mengikuti
kegiatan penulisan karya tulis fiksi dan non fiksi. Disitulah ketemu dengan
smeua pakar tulisan. Dengan berbekal keinginan dan minat yang kuat aku mencoba
ikut bergabung menulis cerpen bersama-sama.
Jadilah karya pertama “Meraih Asa di Montana” nunggu 1 tahun. Lalu ada
tawaran lagi menulis antologi bersama para guru BK “write a spectacular Theacher”.
Saat itulah teringat kalau punya blog dan
pernah mosting sesuatu. Lalu kubuka blogku eh … ternyata sudah tidak bisa
karena ada perbaruan. Akhirnya membuat blog baru dan diisi dengan materi-materi
yang terbaru dikelas dan tak lupa menyisipkan hasil-hasil mengikuti pelatihan
pengembangan diri dalam berbagai ilmu.
Tiba-tiba muncul lah ODOP Batch 8 dengan
berbekal minat dan nekat ikut daftar karena berfikir dengan satu hari post kita
aka nada perubahan penulisan. Ternyata di group ODOP bertemu dengan para pakar tulisan yang
muda-muda dan aku tidak menyerah. Karena kupikir inilah saatnya aku
mengembangkan minat terpendam. Oh ya aku pengen punya nama pena, tapi bingung
yang mana? Waktu kecil aku suka sekali pakai “Dea” untuk semua bukuku. Waktu SMA sampai sekarang selalu pakai
nama “Narumiya Sega” tetapi karena untuk
kegiatan kependidikan dan bisa untuk kenaikan pangkat akhirnya namaku jadi “Devi Milasanty” mungkin ada saran
untukku nama pena ya.
Mungkin tulisanku ini berupa artikel mungkin
disebut juga non fiksi. Entahlah aku masih belajar dengan keterbatasan akan
kuterjang tanpa batas “Fighting”
#One Day One Post
#ODOP
#ODOP challenge 3
Sudah lama gak makan tempe goreng gembos.
BalasHapusSeru deh punya guru BK multitalent. Jadi kalau dipanggil guru BK bisa dengar kisah gurunya. Hehehe
Terima kasih kak ... jika cerota versi itu jadi lancar
Hapus