REVIEW- FILM PENDEK TILIK DAN CREAM

(VERSI PENULIS)

Pekan kedua ada tantangan untuk membuat review tentang film. Hal ini belum pernah dilakukan oleh Penulis sebelumnya untuk itu perlu berkali-kali melakukan riset kecil untuk mendapatkan materi atau bahan untuk meriview selain melihat videonya. Yuks, kita buka satu-satu filmnya.

 

TILIK

                                                 sumber: dari youtube Ravacana film

Sutradara

Wahyu Agung Prasetyo

Produser

Elena Rosmeisara

Penulis

Bagus Sumartono

Pemeran

·         Siti Fauziah

·         Brilliana Desy

·         Angeline Rizky

·         Dyah Mulani

·         Lully Syahkisrani

·         Hardiansyah Yoga Pramata

·         Tri Sudarsono

·         Gotrek

·         Ratna Indriastuti

·         Stephanus Wahyu Gumilar

Musik

Redy Afrians

Sinematografi

Satria Kurnianto

Penyunting

·         Indra Sukmana

·         Helmi Nur Rasyid

·         Egha Harismina

Perusahaan Produksi

Ravacana Films

Distributor

Ravacana Films

Tanggal rilis

·         2018 (Indonesia)

·         2020 (YouTube)

Durasi

32 menit

Negara

Indonesia

Bahasa

Jawa

Tilik (bahasa IndonesiaMenjenguk) adalah sebuah film pendek berbahasa Jawa yang diproduksi oleh Ravacana Films. Tilik merupakan salah satu film pendek yang lolos kurasi dana istimewa Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2018. Film yang disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo dan berdasarkan pada sebuah skenario buatan Bagus Sumartono tersebut dirilis pada September 2018. Pada 17 Agustus 2020, Ravacana Films merilis Tilik di kanal berbagi video YouTube secara gratis untuk khalayak umum. Tilik berkisah tentang serombongan ibu-ibu yang pergi menggunakan truk untuk menjenguk Bu Lurah mereka yang sedang dirawat di rumah sakit.

Film pendek ini bercerita tentang rombongan ibu-ibu yang menaiki truk untuk pergi menjenguk Bu Lurah yang sedang dirawat di rumah sakit. Di sepanjang perjalanan diisi oleh ocehan dari Bu Tejo yang tidak henti mengumbar gosip tentang Dian, kembang desa yang cantik dan mandiri. Dengan luwesnya, Bu Tejo membeberkan berbagai hal yang seolah dianggap fakta bahwa Dian, calon menantu Bu Lurah itu perempuan tidak beres, dan bisa meresahkan warga, terutama keutuhan rumah tangga, karena dicurigai sering menggoda para lelaki yang sudah berkeluarga. Dasar yang dikemukakan oleh Bu Tejo ialah berita-berita di media sosial yang memuat tentang Dian. Namun, tidak semua yang disampaikan Bu Tejo itu diterima begitu saja, sebab ada yang mengingatkan yakni Yu Ning, bahwa tidak elok menelan informasi mentah-mentah tanpa mengetahui keakuratan sumbernya. Bu Tejo pun tidak peduli, ia terus melancarkan gosip keburukan Dian, apalagi ada salah seorang yang menyokong. Klimaksnya, terjadi perang mulut antara Bu Tejo dengan Yu Ning yang ternyata memang famili Dian.

Setelah rombongan sampai rumah sakit, kedatangan mereka disambut langsung oleh Dian dan Fikri. Namun, Dian menyayangkan kedatangan para tetangganya itu, sebab Bu Lurah masih berada di ruang perawatan intensif (ICU), belum boleh dijenguk oleh siapa pun. Mendengar informasi ini, Bu Tejo langsung membalas dengan cibirian kepada Yu Ning yang menjadi inisiator tilik, tetapi belum berbekal informasi akurat tentang kondisi Bu Lurah.

Di akhir cerita, selepas rombongan ibu-ibu pulang dari rumah sakit lantaran tidak jadi menjenguk Bu Lurah, digambarkan Dian memasuki mobil sedan yang di dalamnya telah duduk seorang lelaki paruh baya yang dipanggil dengan sapaan "Mas". Kepada lelaki itu, Dian menumpahkan kegelisahan dan mengungkapkan, sebenarnya tak sanggup lagi menjalani hubungan sembunyi-sembunyi dan ingin menikah, juga kekhawatirannya, sanggupkah Fikri menerima kenyataan bila mengetahui ayahnya akan menikah dengannya.

PEMERAN

·            Siti Fauziah sebagai Bu Tejo

·            Brilliana Desy sebagai Yu Ning

·            Angeline Rizky sebagai Bu Tri

·            Dyah Mulani sebagai Yu Sam

·            Lully Syahkisrani sebagai Dian

·            Hardiansyah Yoga Pramata sebagai Fikri

·            Tri Sudarsono sebagai Minto (ayah Fikri)

·            Tri Widodo sebagai Gotrek

·            Ratna Indriastuti sebagai Yati

·            Stephanus Wahyu Gumilar sebagai Polisi

 

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Tilik_(film)

Link Film Tilik:

https://m.youtube.com/watch?feature=youtu.be&v=GAyvgz8_zV8

 

 

CREAM


             sumber: dari youtube

Film pendek ciptaan David Firth mengisahkan  tentang seorang ilmuwan yang berhasil menemukan Cream di mana Cream tersebut di presentasikan mampu menyembuhkan jerawat, hidung seseorang yang sudah bolong, dan tangan seseorang yang sudah buntung. Ilmuwan tersebut mengatakan bahwa Cream tersebut bisa melakukan lebih dari itu, Cream tersebut mampu menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, danmemperbaiki kecerdasan otak serta  memperbaiki alam yang rusak dan gersang, bahkan juga alam yang rusak karena limbah beracun yang manusia buat. Setelah itupun banyak masyarakat yang merasa terbantu atas adanya Cream tersebut.

Kemudian digambarkan  Ilmuwan tersebut menciptakan penemuan Cream baru yang dinamakan “New Cream”. Cream tersebut dijelaskan bisa menduplikasi apapun, baik itu makanan, makhluk hidup, dan lain sebagainya, bahkan dijelaskan juga bahwa Cream tersebut mampu menduplikasi dirinya sendiri. Hal ini secara resmi Ilmuwan tersebut katakan, bahwa Cream tersebut menjadi sumber daya yang tidak terbatas. Dan hal itupun disambut baik oleh masyarakat, dimana masyarakat benar-benar mampu menyelesaikan semua masalahnya dengan Cream tersebut. Meskipun dalam beberapa kesempatan terlihat masyarakat merasakan bosan karena setiap masalah bisa dengan mudah diselesaikan oleh Cream tersebut, namun ternyata setelah melumurkan Cream tersebut pada badan mereka, merekapun kehilangan rasa bosan mereka dan kembali merasakan semangat dalam hidupnya. Cream ini benar-benar mampu menyelesaikan seluruh masalah umat Manusia.

Lalu beberapa orang-orang yang ternyata tidak senang dengan penemuan ilmuwan tsb  mencari kesalahan dan kelemahan dari Cream yang dibuat oleh Ilmuwan. Lalu disebarkannya gossip atau semacam propaganda bahwa Cream itu berbahaya bagi manusia  yang membuat terjadi pergolakan dimana-mana, sehingga Ilmuwan tsb dimasukkan penjara untuk bertanggung jawab. Produk Cream dihentikan dan dibuang.

 

Sumber: berbagai blog peserta ODOP Batch 8

Link Film Cream:

https://youtu.be/0UgiJPnwtQU

Mungkin karena informasi yang kurang tentang film ini apa dan bagaimana dibuat, atau juga karena dalam bahasa isyarat dan bahasa inggris jadi penulis hanya bsia memahami melalui film saja.

 

Kesimpulan

Dari film Tilik dapat dikatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat social akan dihadapkan pada 2 kata, 2 bahasan dan 2 benda apapun selalu positif dan negative. Untuk yang +- belum pernah ada. Ada yang baik ada yang buruk, ada yang sabar ada yang marah, ada yang besar ada yang kecil. Begitu pula fil tilik ini menceritakan ragam  kehidupan yang wajar (menurut saya). Selama ini tak ada asap kalau tidak ada api. Bukan saya setuju Ghibah atau Nyinyir tetapi hal itu terjadi karena ada sebabnya.  Dari sini kita bisa menarik kesimpulan untuk selalu berdoa dan berusaha hidup sesuai norma agama dan masyarakat (Insha Alloh dijauhkan dari fitnah dunia dan akhirat). Bu Tejo hanya perantara atau angin yang membuat api dan asapnya menjadi besar. Sementara Yu Ning orang yang teguh hati tidak gampang percaya akan suatu berita tanpa tahu kebenarannya. Dan bagi Dian memang dia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan disoroti orang lain.

 

Kalau film Cream, menurut saya karena kesuksesan seseorang selalu ada hambatan dan keirian dari sekitar, dan inipun wajar terjadi di masyarakat pada umumnya. Saya selalu mengatakan wajar karena saya sering melihat dan terlibat dalam kewajaran tsb. Tinggal bagaimana kita mendalami kesuksesan kita bisa bermanfaat bagi semua orang disekitar kita. Mungkin saya menyelami apa yang dirasakan oleh bapak Ilmuwan tersebut.

 

Mungkin saya tidak bisa melihat secara luas diantara kedua film tersebut karena saat saya menonton kedua fil tersebut saya  merasa  sedang mereview diri saya sendiri bahwa dalam kehidupan ini merupakan sebuah perjalanan. Tinggal bagaimana kita menjalani kehidupan ini? Memilih sedih, bahagia atau dua-duanya. Apapun yang terjadi itu sebuah kebahagiaan bagi saya bisa diberi kesempatan untuk berkarya hari ini.

 

Pesan saya: Be Your self to be happy!

 #One day One Post

#ODOP

#ODOP Challenge 2

Komentar