JEJAK bukan emas DESAIN FASHION 2020
Undangan kuterima
pada saat tanggal 18 Agustus malam, bahwa besok diharapkan koordinasi untuk mengikuti
kegiatan GTK Creative Camp 2020 yang diadakan oleh cabang dinas Pendidikan jawa
timur bekerjasama dengan Seamolec
(Southeast Asia ministers of Education Organization) yang merupakan wadah
upaya peningkatan pendidikan dan penyetaraannya di negara-negara kawasan Asia
Tenggara. Kami bersepuluh diharapkan mengikuti kegiatan tersebut, namun
ternyata aku ditunjuk sebagai pengelola administrasi. Sebenarnya melihat apa
yang harus dilakukan itu bukan tim tetapi lomba yang atas nama masing-masing. Dalam
kegiatan tersebut ada proses pendaftaran, workshop dan produk. Ada 2 jenis
lomba yaitu inovasi Kepala sekolah dan inovasi guru. Untuk inovasi guru ada 5
kegiatan yaitu Video Touriem Promotion, Desain Fashion, Urban Agriculture, Daur
Ulang, dan Budidaya dan lintas usaha. Jadwal pendaftaran terakhir tanggal 23
Agustus 2020, untuk workshop 25 Agustus – 3 September 2020, tugas akhir (produk
tanggal 4 September sampai dengan 1 Oktober 2020). Untuk itu kemi bersepuluh
membagi diri dan aku ikut Desain Fashion yang menurutku masuk akal karena aku
suka menjahit dan menggambar.
Setelah namaku terdaftar kuikuti
intruksi bahwa setelah pembukaan tidak ada materi lagi, ternyata siangnya ada
materi khusus desain fashion dan alhasil aku tidak mengikutinya. Yang membuatku
heran ada group tapi satu timku tidak
memberitahuku. Ingin aku mundur untuk tidak ikut mengingat banyak kegiatan lain
yang kuiikuti. Namun aku tidak bisa menyalahkan siapapun karena itu sebuah
bentuk kelalaian tidak melihat jadwal secara cermat. Ternyata dijadwal itu
banyak yang belum mengikuti dan diminta mengisi daftar hadir susulan serta
bukti. Dengan batuan timku yang mengikuti kuinta hasil SS (screen shoot) waktu mengikuti kegiatan dan kukirim ke panitia dan
aku memiliki harapan mengikuti lagi. Setia kali jadwal workshop kuberi
pengingat di HP ku agar tidak ketinggalan lagi.
Saat
mengikuti workshop kedua, aku mulai heran ini lomba apa ya? seperti terdampar
dari sebuah planet yang berwarna. Disitu diberi penjelasan dan materi dimana
yang memberi bukan pada ahlinya tetapi pemenang lomba tahun lalu. Aku mulai berfikir
apa yang dicari dari lomba ini? Trus apakah pemennag itu bisa menjahit sendiri?
Kok desainya bagus tetapi di youtube tidak ada jejak bahwa pemenang mendesain
sendiri? Semua dicurahkan dalam group telegram yang berisi informasi, namun
panitia tidak menjawab sama sekali. Dalam bimbang dan bingung ya sudahlah ikut
workshop saja kan dapat sertifikat 32 jam. Kami tim mengikuti lomba membuat
perencanaan dan penghematan pengeluaran mengingat ini mandiri tanpa bantuan
dari siapapun. Setelah rancangan dibentuk kami berencana memilih kain untuk
bahan, namun tak terduga 2 tim desain fashion mengundurkan diri dan siap
membantu saya untuk maju. Hadech… antara iya dan tidak aku berfikir secara
jernih, bahwa menang kalah biasa, kalau kita mengumpulkan tugas akhir maka akan
diberi sertifikat senilai 40 jam. Akhirnya dengan sikap “Keep Moving Forward-Maju terus pantang Mundur” aku bertekad menyelesaikannya sampai akhir.
Dalam
prosesnya ada beberapa kendala salah satunya biaya dari mana? Lalu aku berfikir bagaimana
kalau pakai batik lama yang masih berupa kain, lalu kutunjukkan salah satu tim
dan beliau usul bagaimana kalau dibuatkan batik sendiri yaitu batik Shibory
dimana pakai teknik celup dan jemur saja. Aku manut dan ikut karena harus
menggunakan bahan yang menganut budaya lokal. Terpikirkan disekitar tempat
kerjaku ada pohon mauni dan jadilah batik shibory mauni. Melihat semua peserta
rata-rata bukan berlatar belakang tata busana maka akupun minta bantuan pada ahlinya
untuk menjahit model desainku.
Waktu semakin mepet dan tiba-tiba
si ODOP (One day One Post) ada jawaban dengan masuknya aku ke group di
whatsapp. Setelah baju selesai dijahit aku mencari sang model. Namun semua
model yang kuanggap mumpuni dan gratis tidak ada yang bersedia karena kesibukan
dan jadwal yang tidak bisa sinkron antara aku dan modelnya. Akhirnya lagi aku
nekat menjadi model sendiri dan anakku yang menyothing dengan drama marah
karena tidak sesuai keinginanku. Dengan berbekal suka merias aku mencoba merias
diriku senatural mungkin. Intinya nekat saja, beli bulu mata, beli mascara,
beli blush on dan pensil alis. Padahal selama ini barang-barang itu tidak
pernah kupakai karena pandemic Corona.
Malam sebelum hari penutupan aku
mengumpulkan semua materi atau bahan yang akan kususun menjadi sebuah video
tugas akhir. Mulai dari pemilihan bahan, pengambaran desain, proses membatik,
proses menjahit, proses fashion, dan lain-lain. Tiba-tiba teman seni menelponku
untuk membantu mengambar desain menggunakan komputer. Dengan senang hati
kukirim desain tersebut dan jadilah desain yang digambar menggunakan komputer. Pukul
22.30 aku mulai menata semua materi di camtasia, dan selesai pukul 1.50 menit
dan langsung ku uplod ke youtube sebagai bentuk promosi. Alhamdulillah selesaai
sudah tugasku menyelesaikan lomba desain fashion GTK Creative Camp dengan
bantuan semua teman-teman tim. Desain itu kuberi nama "Shibory of Mauni Street" karena memang teknik membatiknya model celup jadi diberi nama "Shibory" dan Mauni street itu alamat tempat aku bekerja.Tidak ada keraguan dan malu jika hasil tidak
memuaskan tetapi hati terpuaskan dan bahagia telah menyelesaikan suatu tugas
dengan tantangan mendesain baju sampai jadi, terutama menjadi modelnya sendiri.
Tanggal 11 Oktober 2020 ada
pengumuman di group telegram dan memang dari 1.200 peserta diambil 15 saja dari
semua lomba dan aku tidak menang. Namun sudah menjadi sebuah kebahagiaan
tersendiri bisa menyelesaikan tugas dengan baik (menurutku) meskipun ada
tersisa kecewa dari beberapa orang disekitarku karena meragukan keberhasilanku.
Aku tidak perduli yang penting aku bahagia bisa melewati batas yang bukan harus
kulewati. Ini merupakan pengalaman yang tidak akan kulupakan bisa memperluas
pergaulan dengan semua orang menjajah bidang yang sebenarnya bisa dilewati
tetapi banyak yang enggan dengan alasan bukan bidangnya. Semua orang punya
mimpi yang konsisten dalam bidangnya namun aku punya mimpi menjadi pribadi yang
tidak biasa dan bukan biasa-biasa saja. Meskipun aku tidak bisa meraih emas
tapi hal ini melecut impianku untuk akan mengikuti lomba-lomba yang lain dan
mencobanya dengan selalu bahagia.
#KEEP MOVING FORWARD
#MAJU TERUS PANTANG MUNDUR
#YESTERDAI IS HISTORY,
TOMORROW IS MIRACLE BUT TO DAY IS A GIFT FOR YOU
#BAHAGIA BAHAGIA BAHAGIA
Bu Devi keren sekaliiii
BalasHapusbunda enny ... lama tidak bersua ... aku ikuti jejakmu loh ...heheheh
Hapus